Istri Bupati Maros HM Hatta Rahman, Hj Suraida Hatta, menyampaikan pendapat tentang peran perempuan dan momen International Women’s Day yang diperingati pada 8 Maret 2017 kemarin.
Menurutnya, sosok perempuan harus pandai dalam berbagai hal tanpa mengenyampingkan sisi feminim, tak terkecuali di Kabupaten Maros, dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin berat.
“Perempuan harus lihai dalam hal mengatur keuangan keluarga, mencari penghasilan tambahan serta mandiri dalam menyelesaikan berbagai persoalan. Perempuan sebagai seorang ibu juga harus mampu mengayomi keluarganya serta mendukung suaminya dalam mengemban profesinya,” ujarnya.
Ketua Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kabupaten Maros itu memang dikenal sebagai sosok perempuan mendukung karir suaminya. Melalui PKK, dia berperan aktif menjalankan berbagai kegiatan dalam ikut mewujudkan visi ‘Maros Lebih Sejahtera 2021’.
“Sosok perempuan feminim bukan berarti menahan diri untuk tidak kreatif dan berinovatif. Perempuan merupakan sosok penyeimbang laki-laki hampir dalam segala hal, sehingga sudah selayaknya perempuan mandiri,” jelasnya.
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Maros, yang pernah menjuarai lomba busana Dekranasda Sulawesi Selatan tersebut berpendapat, momentum Hari Perempuan Internasional menjadi refleksi bahwa seorang perempuan tidak hanya mengurus keluarga meskipun hal itu merupakan tugas utama.
“Perempuan jangan hanya pandai dalam berias, berbusana dan lain sebagainya. Tapi, perempuan juga harus terlibat dalam hal mencerdaskan anak sebagai generasi, terlebih kepada anak usia dini, agar saat anak dewasa terarah menjadi pribadi yang positif,” tambahnya.
Untuk urusan rumah tangga, Bunda Pendidikan anak usia dini (PAUD) Kabupaten Maros itu telah 25 tahun mendampingi sang suami.
Selanjutnya, Ketua Forum Kabupaten Sehat Maros itu pun mengingatkan kepada seluruh perempuan Maros agar sadar akan peran penting dan kontribusi dari seorang perempuan. Terutama perempuan yang menjadi istri dan ibu bagi anak-anaknya.
“Kita harus menyadari bahwa tanpa kontribusi perempuan dalam pengembangan sumber daya manusia atau SDM, suatu daerah tidaklah terlalu baik. Sederhananya, seorang ibu yang menjadi guru pertama yang mengajari berbagai hal kepada anaknya sebelum duduk dibangku sekolah formal,” ungkapnya. (Ilo-Humas Maros)