Maros– Stok minyak goreng di pasaran yang biasanya melimpah, namun dalam kurun 2 bulan terakhir minyak goreng seakan-akan langka dan akibatnya harganya pun melonjak. Kelangkaan minyak goreng kemasan merata dirasakan hampir seluruh daerah di Indonesia.
Salah satu hal yang disinyalir menjadi penyebab kondisi ini yakni minyak goreng yang seharusnya untuk rakyat justru malah terserap oleh pelaku industri.
Wakil Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Jerry Sambuaga, didampingi Wakil Bupati Maros Hj Suhartina Bohari, melakukan kunjungan guna melihat dari dekat pelaksanaan Operasi Pasar Minyak Goreng Murah yang digelar Kementerian Perdagangan bersama Pemerintah Kabupaten Maros di Lapangan Pallantikang-Maros, Sabtu (12/03/2022).
Wamendag menyampaikan, ada sejumlah pihak yang menimbun dan menyimpan minyak goreng dengan cara yang tidak benar. Beliau mengungkapkan ada beberapa yang sudah ditindak tegas. Pihaknya pun juga telah bekerjasama dengan Pihak Kepolisian untuk melakukan penindakan hukum.
Wamendag juga mengatakan, pelaksanaan operasi pasar ini merupakan wujud kepedulian dan keberpihakan pemerintah kepada masyarakat. Menurutnya, selama kelangkaan minyak goreng terjadi, pihaknya akan terus melakukan pemantauan dan melakukan aksi nyata dengan menggelar operasi pasar. Bahkan pihaknya sendiri akan terjun langsung ke daerah-daerah untuk memastikan pelaksanaan operasi pasar minyak goreng murah ini tepat sasaran.
Terkait ketersediaan stok minyak goreng menjelang Bulan Suci Ramadhan, Wamendag menjamin distribusi dan ketersediaan minyak goreng ke masyarakat dapat tercukupi.
Sementara itu, Kepala Dinas Kopumdag Kabupaten Maros, Towadeng, mengatakan, operasi pasar ini digelar sebagai bentuk kerjasama Kopumdag dengan pihak Kementerian Perekonomian serta sejumlah retail yang ada di Sulsel yang menyediakan minyak goreng. Dia menuturkan, untuk operasi pasar kali ini, minyak goreng yang disediakan berjumlah 9.300 liter yang disiapakan khusus untuk masyarakat Maros. Sementara untuk pedagang di pasar Tramo, pihaknya juga menyediakan sekitar 1.100 liter. Hal ini untuk mencegah para pedagang turut dalam antrian mendapat minyak goreng. Towadeng menjelaskan, karena ini merupakan operasi pasar, maka harga yang dijual merupakan harga yang ditetapkan pemerintah yakni sebesar Rp14. 000 per liter.
Dengan dilaksanakannya operasi pasar kali ini, diharapkan dapat membantu meringankan permasalahan kelangkaan minyak goreng di Maros. Jika operasi pasar ini berjalan baik, maka ini akan menjadi bahan evaluasi untuk dilakukan operasi pasar di setiap kecamatan, ungkap Kadis Kopumdag. (Maros FM, DisKominfo)