Maros– Sebagai Upaya pembinaan dan pengawasan kinerja Kabupaten dalam meningkatkan keterpaduan intervensi gizi dalam rangka percepatan penurunan angka stunting yang merupakan salahsatu prioritas Nasional, Pemerintah Kabupaten Maros mengelar Riview Kinerja Tahunan Aksi Konvergensi Stunting, bertempat di Hotel Dalton Makassar.
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak berusia dibawah usia 5 tahun (Balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada 1000 hari pertama kehidupan.
Pencegahan stunting sangat penting dilakukan sedini mungkin untuk membebaskan setiap anak dari resiko terhambatnya perkembangan otak yang menyebabkan tingkat kecerdasan anak tidak maksimal.
Setelah melalui 7 Tahapan Aksi Konvergensi Stunting, Pemkab Maros kini menggelar tahapan terakhir yakni aksi#8 yang merupakan tahapan untuk melakukan review kinerja atas pelaksanaan program dan kegiatan terkait penurunan stunting selama satu tahun terakhir yang digelar selama 3 hari mulai 15 – 17 Desember 2021.
Sekretaris Daerah Kabupaten Maros Andi Davied Syamsuddin yang membuka kegiatan ini menyampaikan bahwa Review Kinerja ini bertujuan untuk membandingkan antara rencana dan realisasi capaian output, capaian outcome, penyerapan anggaran dan kerangka waktu penyelesaian.
Selain itu, menurut Sekda, melalui pelaksanaan review ini kita akan dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat pencapaian target kinerja output dan outcome sehingga dapat merumuskan tindak lanjut perbaikan agar target kinerja dapat dicapai pada tahun berikutnya.
Penilaian kinerja tahun ini diharapkan menjadi masukan dalam pelaksanaan analisis situasi (Aksi#1) untuk penyusunan rencana kegiatan (Aksi#2) pada tahun berikutnya, serta menjadi ajang pembelajaran yang dapat memotivasi tiap stakeholder untuk meningkatkan kinerja dalam penanganan stunting.
Berdasarkan data e-PPGBM yang menjadi data dasar penentuan kasus stunting di Kabupaten Maros, terdapat sebanyak 4.105 kasus stunting atau sebesar 22,17% stunting terjadi di Kabupaten Maros di tahun 2019. Selanjutnya terjadi penurunan di tahun 2020 yaitu sebanyak 3.812 kasus.
Peserta yang hadir dalam kegiatan ini sebanyak 165 orang terdiri dari Stakeholder/OPD terkait yakni Dinas Kesehatan , Bappeda, Dinas PUPR, Dinas Pendidikan, Dinas PMD, DPPKB, DP3A, Dinas Kominfo, Dinas Sosial, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Kepala Puskesmas, Camat dan Desa/Kelurahan Lokus Stunting tahun 2021. Turut pula hadir, Prof dr H Veny Hadju Ph.D selaku TGUPP Provinsil Sulsel, Ibu Besse Kuti dari Tim INEY Dirjen Bangda Kemendagri serta Jajaran Pengurus TP-PKK Kabupaten Maros. (DisKominfo)