Sektor perekonomian sebagai sektor usaha ekonomi potensial untuk dikembangkan, dimana sektor ini berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi potensial serta dapat menggerakkan dan menggairahkan sektor pembangunan lainnya. Perkembangan sektor industri sebagai sektor usaha yang mampu menyerap tenaga kerja dan peluang investasi yang tentunya berdampak pada percepatan proses pembangunan wilayah, dimana sektor industri unggulan akan lebih cepat berkembang dan tumbuhnya jenis industri baru.
Berdasarkan data yang diperoleh, kondisi sektor industri di kabupaten Maros meningkat, baik dilihat dari jumlah unit usaha, penyerapan tenaga kerja maupun nilai investasinya. Sedangkan nilai produksi sektor industri juga tentu meningkat seiring meningkatnya unit usaha dan variabel-variabel lainnya.
Nilai bahan produksi, nilai bahan baku dan nilai tambah yang diperoleh dari sektor perindustrian di Kabupaten Maros menunjukkan angka pertumbuhan secara meyakinkan meskipun pada Tahun 1997-1999 kondisi perekonomian negara kita mengalami ketidakstabilan. Adapun kondisi perkembangan sektor industri di Kabupaten Maros tersebut dapat dilihat pada tabel 7-28 dan gambar 7.16.
Tabel 7-28.
Perkembangan Industri di Kabupaten Maros Tahun 2005-2009
Tahun | Unit Usaha | Tenaga Kerja (orang) | Nilai Investasi (Rp. Juta) | Nilai Produksi (Rp. Juta) |
2005 | 1.547 | 8.821 | 368.895.295 | 897.026.800 |
2006 | 1.733 | 9.942 | 384.245.099 | 946.301.800 |
2007 | 1.907 | 10.811 | 394.150.124 | 980.658.698 |
2008 | 1.995 | 13.099 | 443.706.320 | 1.557.128.460 |
2009 | 2.109 | 13.763 | 454.978.370 | 1.681.449.030 |
Sumber : Dinas Koperindag Kabupaten Maros, 2010
Dengan perkembangan tersebut diatas, memperlihatkan peningkatan yang signifikan, baik unit usaha, tenaga kerja, nilai investasi dan nilai produksi. Kondisi mengindikasikan bahwa wilayah Kabupaten Maros cukup prospek untuk investasi di sektor industrialisasi karena didukung oleh potensi sumber daya wilayah maupun sarana dan prasarana wilayah, terutama pada sektor transportasi yang dekat dengan Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin dan Pelabuhan Makassar sebagai outlet utama bagi Pulau Sulawesi maupun wilayah KTI.
Kegiatan industri di Kabupaten Maros telah ditunjang oleh infrastruktur yang memadai. Lokasi industri umumnya berada pada jalur utama (jalan arteri) di Kabupaten Maros dan berdasarkan RTRW Kabupaten Maros, kawasan industri ditetapkan di Kecamatan Marusu (Pa’tene). Adapun lokasi industri di Kabupaten Maros diperlihatkan pada gambar berikut :
Adapun keadaan industri menurut kecamatan di kabupaten Maros tahun 2007 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel
Keadaan Industri Perkecamatan Kabupaten Maros Tahun 2007
No | Nama Kecamatan | Jumlah Unit Usaha | Jumlah Tenaga Kerja (Org) | Jumlah Investasi (Rp. 000) |
1 | Marusu | 169 | 1,687 | 9,966,815 |
2 | Turikale | 242 | 1,183 | 15,123,635 |
3 | Mandai | 83 | 712 | 5,244,429 |
4 | Tanralili | 125 | 517 | 1,964,649 |
5 | Moncongloe | 39 | 152 | 2,070,900 |
6 | Tompobulu | 95 | 285 | 76,400 |
7 | Maros Baru | 22 | 290 | 4,303,688 |
8 | Lau | 44 | 163 | 1,329,175 |
9 | Bontoa | 17 | 236 | 1,459,000 |
10 | Bantimurung | 71 | 1,889 | 352,491,252 |
11 | Simbang | 176 | 671 | 1,290,750 |
12 | Camba | 368 | 1,351 | 208,146 |
13 | Cenrana | 280 | 988 | 14,575 |
14 | Mallawa | 176 | 687 | 154,900 |
Jumlah | 1,907 | 10,811 | 395,698,314 |
Sumber : Dinas Koperindag Kab. Maros, 2008